Kabar Sungai >> Status Code :

Badai Vince Pun Usik Merapi

 
oleh Yuni Ekawati

Ancaman banjir lahar dingin di Merapi belum usai. Curah hujan yang tinggi berpeluang terjadi dalam tiga hari mendatang sebagai dampak munculnya badai Vince, Rabu (12/1), di perairan barat Australia atau selatan Indonesia. Ancaman ini diperkuat suplai masa udara dari Asia dan fenomena La Nina. Guyuran hujan yang lebat di wilayah Yogyakarta telah mengusik tumpukan lava di puncak Merapi hingga meluncur menjadi lahar dingin di beberapa wilayah di kaki gunung api ini. Ancaman banjir lahar dingin bakal kembali muncul karena dipicu oleh tingginya curah hujan yang diperkirakan terjadi dalam tiga hari mendatang. Prediksi ini dilontarkan Koordinator Tropical Cyclone W Center (TCWC), Fachri Rajab, Rabu.

Berdasarkan data satelit MTSat milik Jepang yang diterima TCWC di Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, guyuran hujan yang lebat diketahui antara lain terpicu oleh badai atau siklon tropis yang disebut Vince. Badai ini pertama kali terpantau pada Selasa (11/1) sekitar pukul 13.00 WIB, urai Fachri.
Badai Vince pada Rabu pukul 07.00 WIB berada di Samudra Hindia atau selatan Jawa Tengah. Jaraknya sekitar 870 kilometer sebelah barat daya Cilacap, tepatnya di posisi 14,8 Lintang Selatan, 107,1 Bujur Timur.
Kecepatan angin di inti badai 75 kilometer per jam dan pergerakannya ke arah timur relatif lambat, yaitu 4 kilometer per jam.

Pergerakan badai hari Kamis (13/1) pukul 07.00 WIB di prediksi berada di Samudra Hindia atau selatan Jawa Tengah, sekitar 840 kilometer sebelah selatan Cilacap (15,3 LS, 110,1 BT). Kecepatan angin di inti badai telah meningkat menjadi 100 kilometer per jam. Diperkirakan badai ini akan bertahan hingga tiga hari lagi. Selama waktu itu wilayah Indonesia akan terkena imbasnya, yaitu angin kencang, hujan lebat, dan gelombang laut hingga setinggi lebih dari lima meter akan terjadi di barat Sumatera, dan selatan Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara.

Suplai uap air
Intensitas siklon ini menguat seiring dengan asupan atau suplai uap air yang relatif besar dari pola angin moonsun dari Asia. Siklon tropis Vince memberikan dampak berupa potensi hujan dengan intensitas ringan-sedang di wilayah Sumatera bagian selatan, pesisir timur Sumatera bagian tengah, Kalimantan bagian barat, Jawa bagian barat dan tengah. Angin kencang di wilayah Jawa Barat bagian selatan, Banten bagian selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Gelombang laut dengan tinggi 2-3 meter terjadi di perairan timur Lampung, Selat Sunda bagian utara, dan perairan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Gelombang laut dengan tinggi 3-5 meter terjadi di perairan barat Bengkulu hingga selatan Nusa Tenggara, Selat Sunda bagian selatan, Selat Karimata, dan Laut Jawa bagian barat. Gelombang laut dengan tinggi lebih dari 5 meter terjadi di Laut Jawa bagian tengah dan timur serta Samudra Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Timur.

Ancaman lahar dingin
Munculnya badai di selatan Indonesia, ditambahkan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menimbulkan ancaman banjir lahar dingin di sekitar Gunung Merapi. Potensi ini akan makin besar dengan meningkatnya curah hujan hingga Maret nanti.”Pada bulan-bulan itu curah hujan di wilayah Indonesia akan terjadi di atas normal,” ujarnya. Perkiraan ini bukan hanya dikeluarkan BMKG, tetapi juga oleh badan serupa di Australia (BoM), Jepang (Jamstec), dan Amerika Serikat (NOAA).

Potensi banjir lahar dingin terjadi di sembilan sungai, yaitu Kali Opak, Kali Woro, Kali Boyong, Kali Krasak, Kali Putih, Kali Pabelan, Kali Blongkeng, Kali Senowo, dan Kali Apu. Sungai-sungai ini mengalir di Magelang, Sleman, Klaten, dan Boyolali. ”Potensi terbesar di Magelang dan Sleman,” tambah Sutopo yang sebelumnya menjabat Direktur Penanggulangan dan Mitigasi Bencana BNPB. Letusan Merapi sejak Oktober lalu mengeluarkan 140 juta meter kubik material vulkanik di sekitar kepundannya. Material yang tererosi dan meluncur menjadi lahar dingin akibat hujan yang turun pada Desember hingga kini, menurut perkiraan Sutopo, baru sekitar 10 persen.

Kerusakan lingkungan
Kondisi ini diperparah oleh hancurnya hutan, tanaman di sepanjang lereng dan hulu sungai tersebut. Akibatnya, hujan yang turun di kawasan hulu tidak mengalami hambatan menggerus permukaan tanah pada lereng curam. Hal ini yang meningkatkan potensi banjir lahar dingin. Banyak material lava dan tanah yang tererosi menimbulkan dampak kerusakan di bagian hilir, antara lain runtuhnya jembatan, rusaknya rumah penduduk, saluran irigasi, lahan pertanian, dan morfologi sungai tersebut. Sekitar 10 jembatan hancur.

Untuk itu, fokus penanganan adalah mengeruk dasar sungai, memperkuat tebing sungai dan struktur jembatan dengan bronjong dan karung pasir, serta mengintensifkan peringatan dini cuaca dan banjir.
Jembatan yang hancur akan segera diganti dengan jembatan darurat untuk membantu aktivitas masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar